Kekuatan genetika YY

Untuk memahami genetika ikan nila, pertama-tama kita harus kembali ke pelajaran IPA kelas 10 dan mengingat kembali pengetahuan dasar kita tentang genetika. Setiap mamalia memiliki dua kromosom kelamin, yaitu X atau Y. Semua jantan membawa kromosom Y dan X, sedangkan betina membawa dua kromosom XX. Secara statistik, 50% keturunannya adalah jantan dan 50% betina.

Ikan nila juga membawa kromosom X dan Y, dan sama seperti mamalia secara statistik, keturunannya adalah 50% jantan dan 50% betina. Namun, membesarkan ikan nila betina tidak dianggap layak secara komersial karena ikan nila betina tumbuh hampir setengah dari pertumbuhan ikan nila jantan dengan berat badannya mencapai 150-500 gram karena mereka menghabiskan seluruh energinya untuk bereproduksi bukan pertumbuhan.  Namun, tidak seperti mamalia, ikan nila pada dua minggu pertama setelah menetas tidak berbeda secara seksual, sehingga pembudidaya memiliki kesempatan untuk merubah jenis kelamin betina menjadi jantan dengan memberikan hormon 17a-metiltestosteron (MT). Dari penampilan luar, ikan nila SR tampak seperti jantan, namun secara genetik ikan SR tetaplah betina dengan dua kromosom kelamin XX. Dalam kondisi yang terkendali, merubah kelamin dengan MT dapat mencapai hampir 90% jantan; namun, sebagian besar pembenihan di Indonesia hanya mencapai sekitar 65% karena mereka terlambat melakukan perlakuan, tidak mengelola dengan benar, atau memberi pakan berbahan dasar kedelai yang mengandung fitoestrogen yang menetralkan efek testosteron.

Mendapatkan rasio jantan yang tinggi menggunakan MT butuh biaya yang tinggi bagi pembudidaya dan lingkungan. Ikan nila yang diberi perlakuan MT memiliki kekebalan tubuh lebih rendah sepanjang hidupnya, sehingga menyebabkan kematian yang lebih tinggi karena hormon tersebut menunda perkembangan sistem kekebalan tubuh dan pada awal kehidupan bibit ikan nila butuh waktu yang lebih lama karena tidak memiliki kekebalan tubuh dan terbuka kesempatan bagi bakteri dan parasit untuk menginfeksi yang mengakibatkan kematian sangat tinggi selama enam minggu pertama. Namun, efek MT lebih bersifat jangka panjang karena hormon merusak gen yang bertanggung jawab atas kekebalan yang berarti ikan tidak dapat mengembangkan kekebalan alami sepenuhnya mengakibatkan kematian yang lebih tinggi selama fase pertumbuhan. Kematian yang lebih tinggi mengurangi hasil panen dan juga mendorong Rasio Konversi Makanan (FCR) yang kemudian mengurangi keuntungan pembudidaya.

Hormon juga merubah lingkungan karena beberapa ikan SR pasti ada yang lolos ditambah air limbah yang mengandung hormon dibuang ke saluran air menyebabkan perubahan jenis kelamin pada ikan liar. Karena ikan SR secara genetis masih betina, mereka hanya dapat menghasilkan keturunan betina yang mengakibatkan berlebihnya populasi ikan betina. Terakhir, pemberian pakan yang mengandung hormon (testosteron) tanpa perlindungan dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang pada pekerja wanita karena pakan tersebut mengandung hormon jantan. Menyadari dampak buruk dari hormon ini, beberapa negara mulai melarang penggunaan hormon MT dalam budidaya ikan nila.

Cara yang jauh lebih baik, lebih aman, dan berkelanjutan untuk mendapatkan nila jantan adalah dengan menggunakan nila jantan super yang menghasilkan hampir 100% keturunan jantan tanpa menggunakan hormon. Hal ini telah dimungkinkan dengan program pemuliaan seleksi alami selama lebih dari 35 tahun yang melibatkan feminisasi dan pengujian keturunan pada nila jantan super yang membawa kromosom kelamin YY yang menghasilkan hampir 100% ikan nila jantan alami (NMT) tanpa gagal. Namun, kemampuan jantan super YY hanya bertahan selama satu generasi karena semua keturunannya membawa kromosom kelamin XY biasa yang jika digunakan untuk berkembang biak akan menghasilkan 50% betina dan 50% jantan seperti halnya di alam, sehingga tidak ada dampak buruk pada ekosistem.

 

SuperTilapia YY technology genetic theory

Teori genetik teknologi Indo Aqua Sukses YY

Karena benih NMT tidak diberi hormon, mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang jauh lebih unggul dari awal sehingga menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang jauh lebih tinggi selama fase pembenihan yang rentan dan juga selama fase pembesaran. Budidaya ikan nila jantan mono-sex menghasilkan Laju Pertumbuhan Harian Rata-Rata (ADG) yang lebih cepat, FCR yang lebih baik, dan hasil panen yang lebih tinggi secara keseluruhan, serta tingkat kematian yang lebih rendah, yang secara signifikan meningkatkan keuntungan pembudidaya.

Sederhananya, nila jantan super YY adalah pengubah untuk budidaya nila di tahun-tahun mendatang. PT Indo Aqua Sukses adalah satu-satunya perusahaan pembenihan ikan nila swasta di Indonesia yang memiliki ikan nila jantan YY. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami.